Kamis, 02 Desember 2010

PENTINGNYA PELESTARIAN LINGKUNGAN

Pelestarian Lingkungan Hidup Butuh Perhatian Serius dari Semua Pihak

 
LINGKUNGAN HIDUP

Pelestarian Lingkungan Hidup Butuh Perhatian Serius dari Semua Pihak
Oleh : Zul Anwar Ali Marbun | 03-Nov-2008, 20:40:13 WIB
KabarIndonesia - Konservator lingkungan hidup Dr H Rahmat Shah yang juga dikenal sebagai Konsul Kehormatan Turki di Medan dan mantan anggota MPR-RI berharap kepada masyarakat Indonesia untuk senantiasa peduli pada pelestarian lingkungan hidup.

Perhatian yang diharapkan tidak hanya sebatas pada wacana tapi bagaimana membuktikannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari terutama dari kalangan semua pihak secara pribadi maupun kelembagaan.

Menurut Rahmat Shah, yang juga calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal pemilihan Sumatera Utara pada Pemilu Legislatif 2009 mendatang, pelestarian lingkungan hidup butuh komitmen serius dan perlu ditindidaklanjuti dalam wujud tindakan nyata keseharian masyarakat secara terus-menerus.

Tindakan nyata tersebut, kata Rahmat Shah, tidak hanya dapat dimulai dari lingkungan terkecil keluarga di rumah tangga, tapi dapat dikembangkan hingga ke tingkat lingkungan, kelurahan, desa, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi, antar negara dan masyarakat dunia secara umum.

Hal ini dikemukakan Dr H Rahmat Shah yang juga dikenal sebagai Ketua Perhimpunan Pengelola Kebun Binatang se Indonesia ini ketika berbagi cerita kepada wartawan di Museum Gallery Satwa Liar miliknya di Jalan S Parman Medan, kemarin.

Menurut tokoh yang belum lama ini menyampaikan ekspose tentang lingkungan hidup di depan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada peringatan hari puspa flora dan fauna tingkat nasional, bahwa pelestarian lingkungan hidup merupakan harga mati yang tidak bisa dipermainkan lagi.

Dia menggambarkan bagaimana para pemimpin negara-negara di dunia begitu konsen pada upaya menjaga bumi ini dari kehancuran. Ketika mengikuti rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke New York Amerika Serikat pada pertemuan lingkungan hidup tingkat dunia, Presiden Yudhoyono begitu penuh perhatian pada persoalan ini.

Begitu pentingnya menciptakan pelestarian lingkungan hidup tersebut, kata Rahmat Shah, sampai-sampai Presiden Yudhoyono di depan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-62 di New York 26 September 2007 lalu merasa perlu mengundang masyarakat di seluruh dunia untuk mencari jalan keluar dari permasalahan pemanasan global (global warming) sebagai dampak dari terjadinya kerusakan lingkungan di bumi.

Dalam pidato yang disampaikannya selama kurang lebih 15 menit, kata Rahmat Shah, Presiden Yudhoyono menitikberatkan pentingnya masyarakat dunia mulai bertindak nyata untuk menanggulangi masalah pemanasan global dan membenahi perubahan iklim yang telah dirasakan dunia.

Indonesia, kata SBY, telah mengalami akibat dari perubahan iklim tersebut dengan adanya bencana tsunami, banjir bandang dan meningkatnya suhu udara serta air laut. Presiden juga menyatakan, gejala pemanasan global sudah harus menjadi keprihatinan semua bangsa-bangsa di dunia.

Presiden Yudhoyono menuturkan, masalah pemanasan global atau perubahan iklim ini dapat dibicarakan secara sungguh-sungguh di dalam Konferensi Perubahan Iklim di Bali oleh semua pihak, baik negara-negara yang mampu maupun kurang mampu.

Dalam pidatonya, kutip Rahmat Shah, Presiden juga mengajak seluruh negara yang peduli akan pentingnya masalah pemanasan global tersebut dengan menghadiri Konferensi Perubahan Iklim di Bali pada Desember 2007 lalu yang seperti diketahui kemudian menghasilkan beberapa point penting untuk kebaikan umat manusia.

Menurut Rahmat Shah, dana puluhan juta dolar diupayakan secara bertahap mengalir dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang untuk kembali menghijaukan hutan dan lahan-lahan kritis. Hal tersebut dilakukan untuk menghentikan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim yang merusak seperti banjir, gelombang panas, naiknya permukaan air laut  dan sebagainya.

Konferensi Bali yang juga dihadirinya itu, kata Rahmat, merupakan ajang negosiasi antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang karena disepakatinya pelimpahan dana besar-besaran dalam 10 tahun ke depan mencapai 20-30 miliar dolar Amerika Serikat guna menghentikan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar